GHIBAH DI ERA MILENIAL
Ghibah di Era Milenial
Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.*
*Guru di MTs Cijangkar Ciawi Tasikmalaya |
Memviralkan perilaku tidak baik seseorang di media sosial sepertinya sudah menjadi trend di kalangan masyarakat kita saat ini. Kemudahan teknologi memberikan andil besar dalam penguatan perilaku yang seolah sudah menjadi budaya. Tak terkecuali semua kalangan dari berbagai latar belakang baik ekonomi, pendidikan, profesi bisa ikut terlibat didalamnya.
Sadar atau tidak, kita sebenarnya sudah ikut serta berbuat tidak baik, bukankah aib seseorang itu harus ditutupi? Ajaran agama sudah mengisyaratkan jikalau kita menemukan aib saudara maka kita tidak boleh menyampaikannya pada orang lain, bahkan kalau bisa kita harus menutupnya rapat-rapat sehingga tidak bisa diketahui oleh yang lain. Namun yang terjadi saat ini malah sebaliknya, aib itu menjadi bahan lelucon bahkan jadi bahan untuk mencari keuntungan.
Aib yang sudah tersebar dikemas sedemikian rupa dan dihubungkan-hubungkan dengan berbagai macam aktifitas kehidupan. Dari sekian banyak kemasan itu ada yang menjadi bahan lelucon, mengolok-olok, mencaci bahkan menghina seolah pelaku adalah orang yang paling bersalah dan yang membully adalah orang yang paling benar.
Alangkah sayangnya kalau kretifitas yang di buat sedemikian rupa itu digunakan untuk hal negatif, berbagai meme dibuat yang berhubungan dengan aib yang ingin disebar, sungguh sayang karya yang dibuat dengan menggunakan energi, pikiran bahkan biaya dibuang sia-sia untuk hal yang kurang bermanfaat, dan cenderung membuat kekacauan dalam kehidupan bermasyarakat.
Mungkin untuk sebagian orang hal ini bisa menguntungkan, tapi tidak kah kita berpikir dampak negatif dari apa yang kita perbuat untuk lingkungan kita, anak cucu kita, bahkan untuk kehidupan kita kelak di alam akhirat.
Memang sebagian diantara kita tidak berpikir dan percaya tentang akhirat, namun kita yang memiliki keyakinan tentang itu mestinya menyadari bahwa kita akan hidup di alam yang kekal, jangan sampai mengorbankan yang lama demi memenuhi hasrat sesaat. Kalau kita tidak bisa mencegah keburukan, setidaknya kita jangan menyebarkan keburukan yang kita ketahui, sebab kita pun tidak mau kalau aib kita disebarkan oleh orang lain.
Yang lebih berbahaya adalah jika keburukan yang kita sebar itu dimanfaatkan oleh orang untuk mencari keuntungan, bisa jadi suatu yang negatif di balik menjadi memiliki tanggapan yang positif dan ditiru oleh yang lain, maka pembenaran ini adalah suatu yang menyesatkan dan sadarkah bahwa kalau kita ikut andil di dalamnya maka kita sudah berbuat suatu dosa yang mungkin kita tidak menyadarinya karena itu dianggap sebuah lelucon.
Penyebaran berita yang begitu mudah di zaman sekarang tanpa kita sadari sudah menuntun kita pada situasi yang sulit untuk memilih, sulit membedakan, dan cenderung untuk ikut-ikutan tanpa memikirkan akibat yang ditanggung dari apa yang kita kerjakan. Globalisasi yang begitu cepat dan sukar untuk dibendung memaksa kita semua untuk ikut terlibat dalam segala hal walaupun kita tidak memiliki kapasitas, maka bisa jadi hal yang buruk namun memiliki kekuatan akan mengalahkan kebaikan yang lemah.
Jalan yang baik yang harus kita pilih untuk membendung semua itu tidak lain adalah dengan membentengi diri agar tidak mudah terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik tersebut. Salah satu benteng yang bisa menahan itu semua adalah dengan menguasai ilmu pengetahuan yang dibarengi dengan ketakwaan kepada Alloh swt., orientasi akhirat semestinya lebih dikedepankan dibanding dunia, sebab untuk memperoleh kesenangan dunia banyak orang menghalalkan segala cara untuk meraihnya tanpa memikirkan dampak negatif yang akan diterimanya.
Orang yang berilmu dan disertai dengan keimanan akan berpikir jernih ketika harus berprilaku, semua dipertimbangkan dengan penuh perhitungan dan selalu memikirkan dampak yang akan terjadi kalau mau berbuat sesuatu. Ilmu akan menuntun manusia untuk selalu berhati-hati dalam bertindak, sebab ilmu yang baik akan selalu membimbing manusia untuk selamat di dunia dan akhirat. Bukankah dalam setiap kesempatan kita diajarkan untuk selalu berdo'a kepada Alloh swt. untuk minta selamat dunia akhirat. Selain itu kita diperintahkan untuk melindungi diri kita dan keluarga kita agar terhindar dari api neraka.
Yang paling penting saat ini dalam menjalani kehidupan yang sudah berada pada zaman perkembangan ilmu pengetahuan adalah upaya untuk mengimbangi pesatnya sains dengan norma-norma atau ilmu-ilmu keagamaan. Sebab terkadang dengan berbagai kemudahan yang dapat dilakukan tanpa mengenal batas ruang dan waktu, akan memberikan kesempatan kepada semua orang untuk berbuat semaunya tanpa berpikir panjang akan akibat yang ditimbulkan.
Kepedulian yang rendah akan sesama manusia menjadi faktor pendorong yang kuat untuk seseorang berbuat tidak baik sehingga dengan mudah mereka melakukan apa saja yang diinginkan tanpa berpikir panjang akan dampak buruk yang ditimbulkan, termasuk menyebarkan aib saudaranya yang dia ketahui. Sifat materialistis, individualistis dan hedonis yang sudah merasuki kehidupan manusia menjadi salah satu penyebab hilangnya rasa kemanusiaan yang seharusnya melekat dalam setiap insan.
Kecanggihan teknologi saat ini yang berkembang dengan pesat tidak bisa dibantah dan dibendung oleh siapapun. Yang harus kita lakukan adalah memanfaatkannya untuk kebaikan sehingga apapun yang kita lakukan bisa memberikan manfaat dan menjadi amal ibadah. Bukankah tugas kita di bumi ini adalah hanya untuk beribadah kepada Alloh swt. sebagaimana yang disiratkan dalam firman-Nya. Semoga kita semua bisa menahan diri untuk tidak dengan mudah menyebarkan keburukan. Amin
*Penulis juga aktif sebagai pegiat Literasi Madrasah dan saat ini
mengelola sebuah komunitas yang bernama KALIMAH (Komunitas Aktivis Literasi
Madrasah). Website KALIMAH bisa dikunjungi melalui http://gokalimah.com
Selain itu penulis juga tercatat sebagai anggota PERGUMAPI
(Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Website PERGUMAPI bisa dikunjungi melalui http://pergumapi.or.id
Oiya ngomongin milenial, ternyata ada loh beberapa masalah keuangan yang kerap menghantui generasi tersebut. Apa aja itu? Cek selengkapnya di sini ya: Hati-hati, masalah keuangan ini hantui generasi milenial
ReplyDeleteArtikel yang menarik, coba di baca juga https://www.cekaja.com/info/daftar-pinjaman-untuk-umkm-di-tengah-pandemi-corona
ReplyDelete