HARUSKAH GURU MENULIS?

Haruskah Guru Menulis?
Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.*

*Guru Matematika di MTs Cijangkar Ciawi Tasikmalaya

Guru adalah orang yang paling berperan dalam proses pembelajaran di sebuah lembaga pendidikan baik formal maupun informal, boleh dikatakan bahwa guru adalah ujung tombak keberhasilan pendidikan. Peran guru yang sangat signifikan ini tidak bisa digantikan oleh apapun, peserta didik yang memiliki kemampuan sangat pintar pun tetap memerlukan guru dalam mengikuti proses pembelajaran.

Diera revolusi industri 4.0 yang saat ini sedang berlangsung, kita dengan mudah mendapatkan media yang bisa dijadikan sebagai sumber untuk menggali ilmu pengetahuan yang kepintarannya mungkin melebihi kepintaran guru yang sesungguhnya yaitu manusia. Semua informasi tentang ilmu pengetahuan bisa dicari dengan sangat lengkap, mudah, cepat dan murah di media tersebut, media ini bisa kita katakana sebagai guru, namun guru yang berupa mesin.

Pertanyaannya adalah cukupkah manusia kalau hanya berguru pada mesin? Tentu jawabannya tidak. Secara realistis kita tidak bisa membantah bahwa guru mesin memiliki kelebihan dibanding guru manusia yang kelebihan-kelebihan itu tidak bisa disamai oleh manusia. Namun kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh guru mesin tetap saja memiliki kekurangan, sebab guru mesin diciptakan oleh manusia, jadi sepintar apapun mesin maka tetap tidak bisa mengalahkan kepintaran manusia.

Dalam ajaran agama Islam pencipta tidak bisa disamakan dengan hasil ciptaanya, kedudukan pencipta pasti lebih tinggi dari pada yang diciptakannya, jadi kalau manusia hanya belajar kepada mesin, maka ini akan bertentangan dengan ketentuan Alloh. Manusia tetap harus belajar kepada manusia, sebab manusia bukan mesin yang tidak memilki sifat-sifat kemanusiaan. Keberadaan  mesin masih sangat tergantung kepada kehendak manusia, oleh karena itu mesin hanya bisa dipakai sebagai media yang membantu mempermudah pekerjaan manusia dan tidak bisa menggantikan posisi manusia dalam berbagai hal.

Guru manusia tidak akan pernah tergantikan perannya sampai kapan pun oleh teknologi yang canggih. Hanya manusia yang mengerti manusia, mesin yang di ciptakan manusia tidak akan bisa memahami manusia yang diciptakan Tuhan. Kalau yang mengajar manusia semuanya sudah digantikan oleh mesin, maka manusia lambat laun akan musnah.
Mesin diciptakan oleh manusia, jadi kalau manusianya musnah tidak akan ada lagi yang menciptakan mesin, karena mesin tidak akan bisa menciptakan mesin. Kalau manusia musnah maka alam inipun akan musnah, karena mesin tidak akan bisa mengelola bumi. Sudah jelas penjelasan Alloh dalam wahyu-Nya bahwa yang menjadi kholifah di muka bumi adalah manusia.
Tak terbantahkan bahwa guru teknologi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran, namun itu hanya sebatas transfer pengetahuan saja yang itupun membutuhkan manusia untuk mengoperasikannya. Mesin memiliki kemampuan yang hebat namun memiliki kekuatan yang terbatas, tanpa manusia mesin sehebat apapun tidak ada artinya, sebab yang menjalankan teknologi adalah manusia.
Manusia tidak akan mampu menciptakan mesin yang sama persis seperti manusia, seperti Tuhan yang menciptakan Tuhan, mesti hanya ada satu Tuhan saja. Semakin manusia berupaya menciptakan mesin yang menyerupainya maka makin dekat kemusnahannya, namun perkembangan teknologi pun tidak ada yang mampu membantahnya. Sampai kapanpun selama manusia masih ada, guru manusia akan tetap dibutuhkan, karena ada banyak hal  yang tidak ada pada guru teknologi. Teknologi seharusnya berfungsi sebagai alat bantu manusia untuk mempermudah menjalani kehidupannya.
Uraian di atas menunjukan bahwa peran manusia sebagai guru memang sangat penting keberadaanya, sebab kalau manusia hanya belajar kepada mesin maka dunia ini akan lebih cepat mengalami kepunahan. Peran penting guru ini harus diimbangi dengan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas sebagai seorang guru. Kelebihan yang dimiliki oleh guru adalah bahwa guru memiliki sifat kemanusiaan (rasa) yang tidak dimiliki oleh mesin, sifat ini tidak bisa dihilangkan dari manusia sebagai penyeimbang terhadap ilmu pengetahuan yang dikuasainya dalam upaya mengolah bumi untuk kepentingan manusia, bukan untuk kepentingan mesin.

Sisi kemanusiaan ini tidak terbentuk begitu saja, namun harus dilatih agar manusia bisa benar-benar menjadi manusia dan ini adalah tugas penting dari seorang guru, yaitu memanusiakan manusia. Dalam upaya menjalankan tugasnya tersebut, seorang guru harus memiliki bekal ilmu pengetahuan yang cukup, oleh karena itu guru harus terus berupaya untuk menjadi manusia pembelajar yang selalu mengikuti perkembangan zaman. Guru harus memiliki sifat yang dinamis sebagaimana ilmu pengetahuan selalu berkembang sesuai dengan zamannya.

UU Nomor 14 tahun 2005  tentang Guru dan Dosen pasal 10 mensyaratkan bahwa seorang guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Dari keempat kompetensi tersebut, tiga diantaranya adalah kompetensi yang hanya bisa dilakukan oleh guru manusia yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian dan sosial yang semuanya lebih dominan memperhatikan sifat kemanusiaan.

Untuk melatih dan meningkatkan penguasaan kompetensi-kompetensi tersebut, seorang guru harus terus mengupgrade pengetahuan dan  kemampuannya agar bisa mengimbangi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan. Kemudian apa hubungannya menulis dengan peningkatan kompetensi guru? Apakah guru benar-benar harus menulis?

Menulis merupakan proses memindahkan ide atau gagasan yang ada dalam otak kedalam bentuk tulisan, setiap manusia pasti memiliki kemampuan untuk mengolah ide dan gasasan tentang suatu hal dalam versi yang berbeda-beda. Tulisan yang memberikan manfaat adalah tulisan yang memuat gagasan positif yang merupakan hasil olah pikir dari penulis yang memiliki dasar ilmu pengetahuan hasil perpaduan antara ilmu yang diperoleh melalui hasil penelitian atau gagasan orang lain yang sudah dibuktikan secara ilmiah dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh seorang penulis.

Untuk menyimpan ide dan gagasan serta pengetahuan yang sudah dimiliki oleh seseorang (guru) akan lebih aman dan bermanfaat kalau dibuat dalam bentuk tulisan. Pengetahuan yang sudah terdokumentasikan dalam bentuk tulisan ini nantinya bisa juga dimanfaatkan untuk berbagai hal, baik oleh guru itu sendiri maupun orang lain yang membutuhkan, sebagai bahan referensi atau bukti fisik pembuatan karya ilmiah.

Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa kegiatan menulis ini menunjukan bahwa ada upaya dari seorang guru untuk meningkatkan kompetensi sebagai penunjang dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari sebagai guru. Guru menjadi salah satu sumber belajar bagi peserta didik di sekolah/madrasah yang mungkin oleh beberapa peserta didik masih di tempatkan sebagai sumber ilmu yang utama. Jadi kalau gurunya memiliki kemampuan yang rendah, bagaimana dengan peserta didiknya?

Tugas guru disekolah/madrasah tidak sebatas mentransefer ilmu pengetahuan yang dimilikinya, namun juga bertanggung jawab atas pembentukan karakter peserta didik, dalam istilah lain adalah guru bertanggung jawab terhadap pendidikan moral di sekolah/madrasah. Guru yang sepantutnya di gugu dan ditiru harus memberikan contoh yang baik terhadap peserta didik. Kalau guru menghendaki peserta didiknya harus menjadi manusia pembelajar, maka yang pertama harus mencontohkan adalah guru.

Kegiatan menulis ini adalah salah satu upaya membisaakan guru menjadi manusia pembelajar yang selalu haus akan ilmu pengetahuan. Kegiatan guru menulis tidak menjadi keharusan yang penekanannya ketat seperti yang ditugaskan kepada seorang dosen, kalaupun guru diberikan tugas untuk membuat suatu karya ilmiah atau penelitian, maka tugas penelitian itu dilakukan untuk hal-hal yang sifatnya sederhana dan objek penelitiannya hanya sekitar lingkungan sekolah/madrasah tempat guru melaksanakan tugasnya sehari-hari. Beda dengan dosen yang memang harus melakukan penelitian sesuai dengan bidang keilmuanya, hal ini sesuai dengan tri darma perguruan tinggi yang salah satunya adalah melakukan penelitian ilmiah.

Sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 menjelaskan bahwa: guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Sedangkan dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tugas utama guru lebih dititikberatkan terhadap proses pembentukan karakter peserta didik yang semuanya berkaitan dengan rasa atau sifat kemanusiaan. Kegiatan ini tidak bisa dilakukan oleh mesin, oleh karena itu guru harus betul-betul memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memanusiakan manusia. Kemampuan ini tidak serta merta dikuasai oleh guru, namun harus melalui proses pembelajaran dan latihan yang berkesinambungan yang setiap zamannya pasti berubah tergantung dari culture manusia yang sedang berlangsung. Jadi kalau guru tidak berupaya menjadi manusia pembelajar, bagaimana guru bisa melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang diharapkan?

Menjadi manusia pembelajar adalah suatu keharusan bagi setiap kita, tidak mesti yang berprofesi sebagai guru, bahkan dalam ajaran Islam diwajibkan mencari ilmu itu kepada setiap manusia dari sejak dalam kandungan sampai masuk ke liang lahat. Guru yang bertugas sehari-hari sebagai penyebar ilmu pengetahuan sudah semestinya menempatkan diri sebagai manusia pembelajar.

Kegiatan menulis bagi seorang guru menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan kompetensi, sebab sebelum menulis mesti mempunyai bahan pengetahuan yang akan dituliskan. Bahan pengetahuan ini bisa didapatkan dari kegiatan membaca atau hasil pengalaman sehari-hari yang diperoleh. Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk selalu berupaya menjadi manusia pembelajar.

*Penulis juga aktif sebagai pegiat Literasi Madrasah dan saat ini mengelola sebuah komunitas yang bernama KALIMAH (Komunitas Aktivis Literasi Madrasah). Website KALIMAH bisa dikunjungi melalui http://www.gokalimah.com

Selain itu penulis juga tercatat sebagai anggota PERGUMAPI (Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Website PERGUMAPI bisa dikunjungi melalui http://www.pergumapi.or.id

Penulis juga aktif di komunitas Gumeulis (Guru Menulis) Tasikmalaya

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HARUSKAH GURU MENULIS?"

Post a Comment

Senja hari

Hdjshdhdhrjdhbbdd

Pendidikan Karakter

Recent Posts