PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN UNTUK PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK
PEMANFAATAN
MEDIA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN UNTUK
PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK
Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.
*Guru Matematika di MTs Cijangkar Ciawi Tasikmalaya |
Informasi
dan teknologi (IT) atau dalam bahasa
Inggris lebih dikenal dengan istilah Information
Communication Technology (ICT)
saat ini sudah bukan barang yang asing di telinga kita, semua aspek kehidupan
saat ini sudah tidak terlepas dari penggunaan IT/ICT, di perkantoran baik milik
pemerintah atau swasta, di sekolah, atau bahkan untuk kegiatan konsumsi pribadi
setiap individu saat ini sudah tidak bisa dilepaskan dengan keterikatan pada
penggunaan media yang berbasis IT/ICT.
Karena
pentingnya penggunaan teknologi IT dalam kehidupan sehari-hari, maka pemerintah
melalui kementerian pendidikan nasional, mulai mewajibkan agar setiap sekolah
menengah (SMP atau sederajat dan SMA atau sederajat) memberikan mata pelajaran
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Dengan di berikannya pelajaran TIK
sejak awal diharapkan penguasaan teknologi ini oleh para peserta didik menjadi
bekal dalam menjalani pendidikan berikutnya dan dalam kehidupan sehari-hari
yang memang sudah tidak bisa dilepaskan dari pengunaan teknologi IT ini.
Salah satu media IT yang saat ini sedang banyak di
pakai oleh masyarakat adalah internet. Internet (Interconnection
Network) dapat diartikan sebagai jaringan komputer
luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu
negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai
sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan
interaktif. Internet merupakan sebuah jaringan (Internet Protokol) yang terdiri dari beberapa komputer yang
sudah terkoneksi ke dalam jaringan global.
Dalam
praktiknya pengguna internet tidak hanya menggunakan komputer (Personal Komputer/Laptop), tetapi saat
ini ada perangkat yang lebih praktis yaitu smartphon
yang bisa dipakai dan digunakan dengan mudah oleh semua kalangan termasuk
anak-anak. Kemudahan mengakses internet dapat mengakibatkan hal yang positif
dan negatif bagi para penggunannya.
Sisi positif
dari penggunaan internet antara lain kemudahan mendapatkan informasi dan
komunikasi. Informasi yang ada diinternet sangat banyak, baik informasi positif
maupun negatif dan hal inilah yang harus bisa disikapi dengan baik oleh para
pengguna internet, sebab semua informasi ini dapat diterima oleh siapapun
termasuk anak-anak pengguna internet.
Saat ini
sedang marak penggunaan media sosial yang berbasis internet yang beredar di
masyarakat. Diantara media sosial yang sedang tren digunakan saat ini adalah facebook dan whatsApp (WA), yang penggunaanya termasuk anak-anak usia sekolah.
Media sosial yang sedang marak saat ini selain memberikan imbas positif juga
memberikan akibat yang negatif, diantaranya sudah banyak terjadi kejahatan yang
bermula dari penggunaan media sosial tersebut.
Penggunaan
media sosial di kalangan anak-anak perlu diwaspadai dan diperhatikan dengan
sangat intens oleh orang tua di rumah
dan oleh para pendidik di sekolah/madrasah, sebab hal ini akan mengarahkan
anak-anak dalam sebuah keadaan yang nantinya akan membentuk karakter mereka
dalam kehidupan bersosial. Penggunaan media sosial yang sipatnya tertutup akan
memudahkan anak-anak berbuat dan berprilaku semaunya sendiri dalam berhubungan
dengan orang lain tanpa ada yang mengarahkan mana yang baik dan mana yang
buruk.
Karakter
anak yang masih labil semestinya diarahkan oleh orang tua agar mereka tidak
salah memilih jalan dalam berkehidupan baik individu maupun sosial, sebab
karakter akan terbentuk dari kebisaaan-kebisaaan prilaku mereka yang
lama-kelamaan akan menjadi budaya dan menempel dalam jiwa mereka. Oleh karena
itu sangat perlu memberikan arahan kepada anak-anak, bagaimana cara yang baik
dalam memanfaatkan media sosial.
Pengertian Media Sosial
Media sosial adalah sebuah
media yang digunakan oleh orang banyak secara online, sehingga para penggunanya bisa membangun sebuah jaringan
komunikasi yang didalamnya ada aktifitas komunikasi dan berbagi informasi.
Media sosial sebetulnya sudah ada sejak dulu, namun media yang digunakan
sekarang sudah berbeda. Hal ini diawali dengan berkembangnya jaringan komputer
atau yang lebih dikenal dengan istilah internet yang memudahkan semua orang
yang ada di seluruh dunia bisa berhubungan dengan mudah, cepat dan juga murah.
Kini media sosial menjadi
bagian, bahkan mungkin bagian penting bagi sebagian orang atau kehidupan
manusia. Banyak aktifitas manusia, baik pribadi maupun sosial, yang
dikomunikasikan melalui media sosial. Nama-nama seperti facebook, twitter, instagram, WhatsApp
(WA), BBM dan Linkedin cukup
populer di Indonesia. Bahkan sudah makin biasa orang menyebutnya sumber
informasi yang diperolehnya adalah media sosial sehingga menyatakan, “saya baca
di media sosial…” atau “saya lihat di media sosial”.
Media sosial yang saat ini
marak digunakan merupakan jejaring sosial, dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian bisa
terhubung dengan orang lain untuk berkomunikasi dan berbagi informasi. Saat ini
media sosial/jejaring sosial yang sedang marak di gunakan adalah salah satunya WhatsApp (WA) yang hampir semua kalangan menggunakan. Dengan WA mereka bisa berkomunikasi dan berbagi
informasi dalam sebuah komunitas untuk kepentingan yang disepakati.
Media yang digunakan untuk
aplikasi WA ini bisa menggunakan komputer
baik PC atau Laptop bahkan bisa menggunakan smartphon
yang saat ini hampir semua kalangan memiliki, oleh karena itu penggunaan media sosial
ini sangat tinggi intensitasnya, tanpa dibatasi ruang dan waktu bisa kapan saja
dan di mana saja, tak terkecuali dari kalangan anak-anak yang merupakan usia
sekolah.
Media
sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut :
1.
Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
2.
Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu Gatekeeper
3.
Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya
4.
Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
Media sosial
berkembang sangat cepat seiring dengan berkembangnya perangkat teknologi yang
digunakan oleh manusia. Saat ini manusia bisa dengan cepat melakukan komunikasi
dan memperoleh informasi apa saja yang mereka inginkan. Perkembangan teknologi
digital inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh pesatnya media sosial sehingga
bermunculan beragam media sosial yang dengan mudah digunakan oleh semua orang
tanpa ada batasan pemakainya, bisa kapan saja dan di mana saja menggunakannya.
Informasi yang tersebar di media sosial pun berseliweran tanpa ada penyaring.
Informasi yang salah dan yang benar sudah sangat sulit dibedakan, karena
masuknya informasi di media sosial langsung dari individu pengguna yang beragam
dengan maksud dan tujuan masing-masing tanpa ada proses sensor sebagaimana
layaknya sebuah berita yang akan di sampaikan keruang publik yang penerimanya
merupakan kalangan yang beragam.
Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau
koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain
halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan
media sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun,
tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan.
Pengguna media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi
baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
Selain itu, hadirnya media sosial juga mengubah
orang kebanyakan yang biasa dinamakan sebagai kelompok status media rendah
menjadi akrab dan biasa menggunakan media. Orang dengan status media rendah ini
bisa mengomentari peristiwa aktual, bisa memarahi siapa saja, atau bisa
mengungkapkan pikiran yang tak terungkapkan dalam media konvensional atau media
mainstream. Uniknya media sosial juga
digunakan juga oleh mereka yang dikategorikan sebagai kelompok status media
tinggi seperti para pesohor dan pejabat publik.
Pengertian Pendidikan
Karakter
Secara etimologis, karakter berasal dari bahasa Latin kharakter atau bahasa yunani kharassein yang berarti member tanda (to mark), atau bahasa Prancis carakter, yang berarti membuat tajam
atau membuat dalam. Dalam bahasa Inggris character,
memiliki arti: watak, karakter, sifat, peran, dan huruf. Karakter juga diberi
arti a distinctive differenting mark (tanda
yang membedakan seseorang dengan orang lain. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
karakter diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaa, akhlak, atau
budi pekerti yang membedakan seseorang daripada orang lain.
Pendidikan
karakter adalah usaha untuk membantu anak atau peserta didik dalam
mengembangkan jiwa mereka menuju ke arah yang lebih baik, perkembangan jiwa
meliputi sikap dan perilaku yang baik yang nantinya akan menjadi kebisaaan baik
yang mereka lakukan kapanpun dan dimanapun mereka berada. Oleh karena itu
pendidikan karakter harus dilakukan secara terus menerus, sehingga walaupun
peradaban dan perkembangan zaman terus semakin maju, maka dengan karakter yang
baik maka seseorang bisa menyaring hal-hal negatif agar mereka tidak
terpengaruh dan terjerumus ke dalam permasalahan yang dapat merusak tatanan
kehidupan.
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu
perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju
kearah peradaban yang manusiawi dan lebih baik. Dalam perpektif Islam,
pendidikan karakter secara teoritik sebenarnya telah ada sejak Islam diturunkan di
dunia, seiiring dengan diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki atau
menyempurnakan akhlak (karakter) manusia.
Karakter
atau akhlak baik ini harus
ditanamkan kepada diri manusia sejak dini, mulai usia pra sekolah, usia sekolah
bahkan sampai masuk pada tingkatan sekolah tinggi. Penerapan karakter baik
sejak dini,
akan mengantarkan manusia melakukan semua kegiatannya berdasarkan kesadaran.
Kesadaran tersebut akan menuntun manusia untuk melakukan hal yang dianggap
berat oleh sebagian orang menjadi terasa ringan, termasuk godaan-godaan yang
mengarahkan kepada perbuatan negatif akan tersaring oleh karakter baik yang
sudah tertanam dalam dirinya.
Kemajuan
teknologi, informasi dan komunikasi saat ini memberikan ruang yang besar terhadap
perilaku-perilaku negatif, kita tidak bisa membendung dan membantah arus
kemajuan tersebut karena segi positifnya juga tidak kalah penting, yang
diperlukan adalah filter untuk menjaga agar dampak negatif tersebut tidak
menjadi virus bagi keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa, oleh karena itu
pemerintah berkepentingan untuk memberikan pendidikan karakter bagi warganya
melalui pendidikan formal, pendidikan informal maupun pendidikan non formal.
Jalur pendidikan merupakan sarana yang paling tepat untuk menanamkan karakter
baik bagi anak, sebab melalui pendidikan ini anak akan diberikan ilmu
pengetahuan tentang berbagai hal, termasuk dibentuk karakternya sejak dini agar
menjadi kebisaaan yang baik dan terus mereka lakukan kapanpun dan dimanapun
mereka berada.
Keberhasilan
pendidikan karakter di sekolah/madrasah dapat tercermin dari perilaku
sehari-hari yang dilakukan peserta didik di sekolah/madrasah. Perilaku baik
yang dilakukan peserta didik di sekolah/madrasah ditunjukan dengan sikap jujur,
kepedulian kepada sesamanya, disiplin dalam berbagai hal, taat terhadap aturan
sekolah/madrasah, hormat kepada guru, saling menghargai, tidak berlaku sombong,
menyadari akan tugas yang harus dikerjakan, dan banyak sifat-sifat yang baik
lainnya yang dilakukan oleh peserta didik. Keberlangsungan sifat-sifat yang
baik tersebut menjadi tanggung jawab bersama bagi stakeholder yang ada di
sekolah/madrasah, terutama guru yang setiap hari berada disekolah/madrasah.
Kewajiban
orang tua dalam mendidik anaknya tidak sebatas memberikan pengetahuan kepada
anak-anaknya, tapi juga bertanggungjawab atas pendidikan karakter. Kewajiban
ini pun melekat pada guru sebagai pendidik ketika anak-anak berada di sekolah/madrasah.
Pendidikan karakter sangat perlu diberikan kepada anak-anak agar mereka
dikemudian hari memiliki pengetahuan yang mumpuni yang ditunjang dengan sikap
atau perilaku yang baik dalam menjalankan kehidupannya.
Sosok
guru sebagai orang tua yang memiliki tanggung jawab kepada peserta didik
terhadap pendidikan di sekolah, tidak hanya berkewajiban mentransfer ilmu
pengetahuan sesuai dengan bidang keilmuan yang dia miliki, namun juga harus
memberikan pendidikan karakter terhadap anak didiknya. Guru harus memiliki
kesadaran, pemahaman, kepedualian dan komitmen yang tinggi untuk membimbing
anak didiknya menjadi manusia yang sholeh dan sholehah.
Pengaruh
Media Sosial Terhadap Perkembangan Karakter Peserta Didik
Media sosial terbentuk dari perkembangan
teknologi yang semakin pesat lewat sebuah jaringan global yang tak terbatas
ruang dan waktu. Jaringan global ini akan mendekatkan seluruh pengguna media sosial
dalam sebuah wadah tanpa ada batas, sehingga hubungan yang terbentuk dengan
bebas akan memberikan ruang kepada siapapun untuk mendapatkan informasi tanpa
filter yang baik.
Pengguna media sosial saat ini paling banyak di
pakai oleh para remaja atau anak-anak usia sekolah yang merupakan fase dimana
mereka sedang mencari jati diri untuk mereka tunjukan kepada orang lain.
Seandainya informasi yang mereka dapatkan adalah informasi yang salah, kemudian
mereka meniru perbuatan tersebut, maka lama-kelamaan akan menjadi kebisaaan
yang akhirnya akan membentuk karakter hidup mereka di masa yang akan datang.
Karakter negatif inilah yang tidak diharapkan dari pengaruh penggunaan media sosial
yang saat ini sedang marak dan keberadaannya tidak bisa dibantah.
Banyaknya pengguna media sosial dari kalangan
anak-anak yang merupakan usia sekolah,
perlu dicermati dan diantisipasi oleh para guru sebagai pendidik di
sekolah/madrasah. Peran guru dalam menangkal akibat negatif dari penggunaan
media sosial yang di gunakan oleh peserta didik adalah dengan cara mengarahkan
penggunaan media sosial tersebut untuk kegiatan yang positif yag menunjang
pembelajaran baik yang dilakukan di sekolah/madrasah maupun dirumah.
Dalam Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional
(UUSPN) No. 20 tahun 2003 bab I Pasal 1 ayat 4 dijelaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang
tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Dalam Bab V Pasal
12 ayat 2b dinyatakan bahwa setiap perserta didik berkewajiban menjaga
norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan
pendidikan.
Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 tersebut
jelas bahwa kewajiban peserta didik untuk menjaga norma-norma pendidikan adalah
proses membangun karakter baik pada diri peserta didik, sehingga upaya untuk
mencegah perkembangan karakter tidak baik melalui media sosial perlu dilakukan
oleh setiap guru sebagai orang tua di sekolah/madrasah dalam rangka pembentukan
karakter bangsa yang bermartabat.
Pemanfaatan Media
Sosial dalam Pembelajaran
Banyaknya pengguna media sosial dari kalangan
anak-anak usia sekolah perlu menjadi perhatian dan bahan untuk membuat strategi
pembelajaran oleh guru di sekolah/madrasah supaya penggunaan media sosial ini
mengarah pada hal-hal yang positif, sebab penggunaan media sosial tersebut
tidak bisa dicegah, kalaupun di sekolah/madrasah para peserta didik dilarang
untuk menggunakan gaget namun mereka bisa
menggunakan di luar sekolah.
Media sosial bisa dimanfaatkan oleh guru sebagai
media pembelajaran yang bermanfaat bagi peserta didik. Misalnya guru
memanfaatkan media sosial untuk alat berdiskusi materi pelajaran, atau
mengaupload materi pelajaran yang akan dibahas, para peserta didik bisa membuka
sumber pembelajaran melalui media sosial tersebut, sehingga perhatian mereka kearah
yang negatif bisa diminimalisir.
Media pembelajaran sangat penting bagi seorang
guru untuk menyampaikan atau mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong proses belajar, yang pada akhirnya mampu mengantarkan
siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran
Pemanfaatan media sosial sebagai media
pembelajaran akan sangat bermanfaat bagi guru dan peserta didik dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Guru dan peserta didik bisa memanfaatkan media sosial
untuk berdiskusi tentang materi pembelajaran, atau mengupload materi
pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Hal ini bisa
dilakukan karena buku sudah ada dalam bentuk digital, kemudian untuk melihat
hasil pekerjaaan siswa supaya bisa dikoreksi oleh guru bisa mengunakan media
foto yang kemudian hasil pemotretannya di bagikan ke media sosial sebagai bahan
untuk diskusi.
Proses diskusi yang terjadi memang tidak semua
peserta didik terlibat aktif, ada juga yang pasif. Tetapi proses diskusi ini bisa
disimak oleh anggota grup diskusi yang lain, artinya walaupun sebagian anggota
pasif tapi mereka masih melakukan proses pembelajaran dengan cara menyimak
keaktifan diskusi anggota yang lainnya.
Inilah manfaat media sosial yang dapat diterima oleh penggunanya kalau pemakaiannya
diarahkan untuk hal-hal yang positif.
Dampak Pemanfaatan
Media Sosial Untuk Pembelajaran Terhadap
Perkembangan Karakter Peserta Didik
Penggunaan media sosial dikalangan anak-anak
yang merupakan usia sekolah akan tetap berjalan sampai waktu yang tidak dapat
ditentukan. Perkembangan teknologi yang semakin maju akan membuat dan
mengarahkan penggunan media sosial yang lebih modern, karena perkembangan
teknologi berjalan begitu pesat tanpa harus menghitung tahun, dalam hitungan
menit atau jam teknologi itu bisa berubah, sehingga dimungkinkan seorang anak
akan terus memakai media sosial ini sampai masa tuanya. Ini artinya bisa jadi
akan mempengaruhi prilaku hidup mereka yang akhirnya membentuk karakter
kehidupannya dan kalau sudah menjadi karakter maka perilaku ini akan terus
mereka lakukan sampai akhir hayatnya.
Bimbingan yang baik kepada anak-anak atau
peserta didik terhadap penggunaan media sosial yang positif akan membantu
pembentukan karakter hidup mereka menuju kearah yang lebih baik, karena media sosial
yang tidak bisa lepas dari kehidupannya akan memberikan informasi yang sulit
untuk disaring. Kalau peserta didik disibukan dengan menggunakan hal yang
positif di media sosial, maka mereka pun akan cenderung melakukan hal-hal yang
positif. Media sosial juga mengubah proses komunikasi pembelajaran di lembaga
pendidikan.
Media sosial itu menawarkan wahana yang
memungkinkan kita belajar dari dengan bersama orang-orang terpandai yang bisa
kita “jumpai” di seluruh dunia. Media sosial sendiri tidak mengubah kita
sebagai masyarakat namun cara kita memanfaatkan media sosial itu melahirkan
dampak.
Dalam penggunaan media sosial ada hal yang
penting yang perlu diperhatikan dalam komunikasi melalui media sosial ini,
orang lebih banyak menggunakan komunikasi tertulis ketimbang komunikasi lisan.
Ini memberikan ruang kepada peserta didik untuk memberikan pertanyaan yang bisaanya
sulit mereka lakukan ketika pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Berbagai
alasan yang bisa dikemukakan ketika peserta didik enggan untuk terlibat akatif
di kelas antara lain karena tidak punya keberanian untuk mengeluarkan pendapat
dengan alasan malu atau takut diejek oleh temannya karena disebut siswa bodoh.
Dengan media sosial yang menggunakan cara komunikasi tertulis ini akan membantu
untuk berani mengeluarkan pendapatnya di forum diskusi.
Penulis sendiri mengalami pengalaman yang
serupa, yaitu ketika peserta didik diajak untuk berdiskusi di kelas, maka
sangat sulit untuk mereka berani mengeluarkan pendapat walaupun sudah dipancing
dengan pertanyaan-pertanyaan stimulus. Namun dengan menggunakan media sosial
beberapa peserta didik mulai berani untuk mengeluarkan pendapat atau bertanya.
Percakapan dalam diskusi tersebut menunjukan
bahwa peserta didik punya ketertarikan untuk belajar, mereka mau melakukan hal
ini karena media yang mereka gunakan menarik dan sesuatu yang mereka banggakan
ketika bisa menggunakannya. Kalau kegiatan positif seperti ini sering terjadi
dan peserta didik menikmatinya dengan penuh kesadaran, maka hal ini akan
membantu perkembangan karakternya ke arah yang positif, karena mereka dengan penuh
kesadaran sudah terbiasa melakukan yang baik tanpa ada paksaan dari siapapun. Para peserta didik juga tidak hanya terlibat
dalam percakapan diskusi melalui tulisan, tetapi ada juga yang aktif
mengerjakan soal dan kemudian hasilnya diposting digrup disukusi untuk
dikomentari oleh guru pembimbing atau teman temanya.
Pengunaan media sosial oleh anak-anak yang
merupakan usia sekolah ini akan memberikan manfaat yang positif jika
penggunaanya dibimbing dan diarahkan oleh orang tua atau guru kepada kegiatan
yang baik. Ketertarikan anak untuk selalu menggunakan media sosial yang
sekarang sedang marak dan keberadaanya yang tidak bisa dibantah akan
tersalurkan dan menghasilkan energi positif dalam membentuk karakter
anak/peserta didik. Kita tidak bisa menghindari arus perkembangan teknologi
yang sangat pesat ini, karena kalau kita menolak maka kita akan ketinggalan
langkah oleh orang lain, pemanfaatan yang tepat guna dalam memakai media sosial
atau teknologi akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi kita dan generasi
kita di masa yang akan datang.
KESIMPULAN
Kemajuan teknologi yang saat ini berkembang
dengan sangat cepat, keberadaanya tidak bisa ditolak oleh semua kalangan.
Seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu dahsyat, diikuti pula oleh
berkembangnya media-media sosial yang berbasis teknologi dan marak digunakan
oleh berbagai kalangan termasuk oleh anak-anak yang merupakan usia sekolah.
Media sosial menjadi salah satu aplikasi yang
banyak digunakan oleh pengguna internet karena fasilitas yang begitu mudah dan
membantu penggunanya untuk melakukan komunikasi dan mendapatkan informasi
dengan cepat, mudah dan murah, sehingga hal ini memungkinkan terjadinya
interaksi antar pengguna media sosial tersebut.
Terjadinya interaksi yang sangat mudah ini
menyebabkan pengaruh yang sangat besar terhadap para penggunanya, pengaruh
tersebut bisa merupakan hal yang positif maupun hal negatif. Masalah yang
terjadi adalah banyak pengguna yang merupakan anak-anak yang masih usia
sekolah, mereka sebagai pengguna pemula dan termuda akan cepat terpengaruh oleh
informasi yang mereka dapatkan dari interaksi media sosial tersebut. Oleh
karenanya pendampingan dan arahan kepada anak-anak/peserta didik dalam
menggunakan media sosial tersebut mutlak diperlukan untuk menyaring informasi
yang mereka terima.
Pendampingan perlu dilakukan agar anak-anak terbiasa
menggunakan media sosial untuk hal-hal yang positif, sehingga diharapkan akan
terbentuk karakter baik dari anak tersebut sebagai imbas dari kebisaaanya
melakukan hal positif ketika menggunakan media sosial. Arahan dan pendampingan
yang positif akan membuat anak melakukan kegiatan yang mereka sukai karena
kesadarnnya bukan karena paksaan dari orang lain, sehingga diharapkan akan membentuk
karakter positif dalam diri anak tersebut dan terus terbawa sampai kehidupan di
masa yang akan datang.
Di sekolah/madrasah para guru bisa membimbing
peserta didik untuk menggunakan media sosial sebagai media pembelajaran yang
dapat membantu peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, baik di
sekolah/madrasah maupun di rumah masing-masing. Salah satu caranya adalah
menggunakan media sosial untuk mendiskusikan materi pelajaran yang belum
difahami oleh para peserta didik, atau memeriksa pekerjaan rumah peserta didik
yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah/madrasah.
*Penulis juga aktif sebagai pegiat Literasi Madrasah dan saat ini
mengelola sebuah komunitas yang bernama KALIMAH (Komunitas Aktivis Literasi
Madrasah). Website KALIMAH bisa dikunjungi melalui http://www.gokalimah.com
Selain itu penulis juga tercatat sebagai anggota PERGUMAPI
(Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Website PERGUMAPI bisa dikunjungi melalui http://www.pergumapi.or.id
0 Response to "PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN UNTUK PENGEMBANGAN KARAKTER PESERTA DIDIK"
Post a Comment