PERANAN PILKADA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER


Tahun 2018 merupakan tahun Pilkada di Indonesia, sebab di beberapa daerah seluruh Indonesia akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serempak. Sekitar 171 daerah akan menggelar Pilkada serentak pada tanggal 27 Juni 2018, kegiatan ini merupakan agenda rutin yang terjadi di Indonesia sebagai dampak dari reformasi yang terjadi di Negara Republik Indonesia sejak tahun 1998. Perhelatan ini banyak melibatkan berbagai elemen dalam masyarakat, sehingga untuk pelaksanaan pesta demokrasi ini memerlukan persiapan yang matang dan dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum hari pelaksanaannya tiba.

Pesta demokrasi yang menurut sebagian pengamat politik merupakan pesta yang memerlukan biaya tinggi ini akan tetap dilaksanakan sampai ada reformasi dalam tata kenegaraan yang entah sampai kapan akan terjadi kembali, walaupun sistem demokrasi menurut sebagian kalangan adalah sistem yang paling baik dalam mengelola pemerintahan di sebuah negara, sehingga terjadi beberapa kejadian di negara-negara tertentu yang menuntut bahwa negaranya harus menggunakan sistem demokrasi walaupun terjadi pertumpahan darah diantara penduduk negara tersebut.

Pesta rakyat yang sedianya menghabiskan anggaran yang begitu besar, bahkan mungkin lebih besar dari anggaran untuk kesejahteraan rakyat ini semestinya memberikan manfaat yang besar pula bagi seluruh warga masyarakat. Bahkan tidak hanya biaya yang dikeluarkan sangat besar, tapi berbagai resiko yang diakibatkan dari pesta rakyat ini juga menjadi bahan pemikiran serta harus bisa dihadapi dengan bijak agar tidak meluas menjadi konplik, dikarenakan kompleksnya masalah yang dihadapi serta besarnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan ini.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan Pilkada ini adalah mencari seorang sosok pemimpin yang betul-betul di kehendaki oleh masyarakat karena dianggap pantas dan mampu untuk menjadi seorang pemimpin. Paramater ini menunjukan bahwa kepuasan dan keadilan harus betul-betul diperhatikan, oleh karena itu keterlibatan masyarakat secara langsung dalam memilih pemimpinya harus terjadi walaupun berbagai resiko negatif harus ditanggung sebagai akibat dari setiap penyelenggaraan Pilkada.

Proses demokrasi yang sedang berjalan saat ini dinegara kita, merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki tatanan kehidupan dalam menjalankan kegiatan bernegara, walaupun kita baru berkaca dari negara asal pencetus demokrasi yang barangkali masih semu dan juga tidak seratus persen cocok dengan kondisi negara kita. Setiap upaya pasti ada tantangan, positif dan negatif tidak bisa dilepaskan. Tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini, karena proses harus terus dijalankan seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman yang saat ini sedang terjadi.

Setiap proses yang kita jalankan semestinya memberikan pelajaran bagi kita semua untuk memperbaiki segala upaya yang kita lakukan yang dirasa masih kurang. Kalau kita amati sejalan bergulirnya waktu untuk setiap pelaksanaan Pilkada, berbagai permasalahan yang berbeda selalu muncul baik yang positif maupun yang negatif. Berbagai permasalahan yang muncul terkadang juga memerlukan waktu yang sangat panjang untuk mendapatkan penyelesaian dan tentunya ini memerlukan energi yang tidak sedikit untuk menyelesaikannya, yang bahkan bisa jadi tidak selesai sampai penyelenggaraan Pilkada berikutnya, sehingga kejadian yang sama kemungkinan akan terjadi berulang-ulang sehingga membentuk karakter kehidupan masyarakat yang mungkin juga akan dilakukan secara turun temurun.

Berbagai dampak dari setiap penyelenggaraan Pilkada yang terus terjadi di masyarakat perlu disikapi dengan sangat cermat agar tidak berdampak negatif terhadap tatanan kehidupan bermasyarakat sehingga tidak mengubah karakter baik yang sudah tertanam dalam diri setiap anak bangsa, oleh karena itu konsep ideal dari sistem demokrasi harus betul-betul dilaksanakan dan di pelihara dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi. Selain itu pemahaman yang benar dan komprehensif tentang demokrasi harus dikuasai agar tujuan dari pelaksanaan demokrasi yang sesungguhnya bisa dicapai sesuai dengan harapan tanpa ditumpangi oleh kepentingan segelintir atau sekelompok orang yang mencari keuntungan pribadi atau golongan.

Kita tidak bisa memungkiri dalam tatanan realita kehidupan saat ini yang katanya sudah berada dalam alam demokrasi, sering terjadi gesekan-gesekan antar warga masyarakat dengan dalih demokrasi dan kebebasan berekspresi. Dengan dalih ini pula warga masyarakat dengan bebas mengungkapkan pendapat, berekspresi, berserikat dan lain-lainnya yang kadang-kadang diluar batas kewajaran sehingga sampai melebihi batas kewenangan yang seharusnnya mereka lakukan. Kejadian ini tentu sangat mengganggu harmonisasi kehidupan yang seharusnya saling menghargai dan saling menghormati sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing.

Praktik-praktik menyimpang dari sistem demokrasi yang dilakukan oleh sebagian orang demi untuk mencapai tujuan dan memenuhi kepentingannya secara praktis adalah salah satu faktor pemicu adanya gesekan yang terjadi antar warga, dimana sebagian kelompok yang tidak menerima perlakuan tidak semestinya akan melakukan perlawanan yang mungkin caranya lebih buruk dari yang dilakukan oleh kelompok yang dianggap sebagai lawannya tanpa memperhatikan akibat negatif yang akan terjadi akibat perbuatannya.

Perilaku-perilaku negatif yang terjadi akibat dari pelaksanaan demokrasi melalui Pilkada yang mengubah tatanan kehidupan bermasyarakat ini perlu disikapi dengan dengan baik agar tidak menyebar dan mengakar sehingga mengubah tatanan kehidupan yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Dalam jangka waktu yang panjang perilaku-perilaku tersebut kalau tidak diantisipasi akan menjadi karakter dan mengubah tatanan kehidupan yang sudah berjalan.

Sistem demokrasi kalau dijalankan dengan benar akan memberikan output yang positif. Hal ini akan memberikan imbas yang baik terhadap tatanan kehidupan, di mana masyarakat diberikan keleluasaan dalam berpartisipasi mengelola tata kenegaraan sehingga akan terjalin rasa memiliki, kebersamaan, keterbukaan dan rasa keadilan yang dirasakan oleh setiap warga negara tanpa ada pihak-pihak yang disakiti atau dirugikan, sebab setiap keputusan yang di tetapkan melibatkan seluruh komponen masyarakat.

Karakter yang baik inilah yang akan membuat sebuah negara menjadi maju dan makmur, sebab setiap warga negara merasa terjamin untuk melaksanakan kewajibannya dan sekaligus mendapatkan haknya tanpa dibebani oleh praktik-praktik negatif yang dilakukan oleh sebagaian orang yang dapat mengundang konflik diantara warga negara. Suasana yang menampilkan kebersamaan, saling mengormati, saling menghargai, saling menjaga, saling bantu akan mengokohkan persatuan dan kesatuan yang merupakan modal besar untuk kemajuan sebuah bangsa dan negara.

Dalam melaksanakan sistem demokrasi atau Pilkada, kita mungkin bisa berkaca kepada anak-anak kita di sekolah/madrasah ketika mereka melakukan kegiatan pemilihan ketua OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Guru pembina OSIS mengajarkan bagaimana sistem demokrasi itu dilaksanakan dengan utuh tanpa ada praktik-praktik negatif yang dilakukan, dari mulai proses pemilihan bakal calon, calon, kemudian melaksanakan proses pemilihan sampai di dapatkan ketua OSIS yang baru semua prosesnya dijalankan dengan benar dalam rangka memberikan pelajaran kepada para peserta didik dalam menjalankan proses demokrasi. Para peserta didik menjalankan proses demokrasi dengan benar, tidak ada praktik negatif, tidak ada kepentingan praktis. Mereka menjalankannya dengan sukacita, ceria, dan tanpa beban. Yang mereka pikirkan adalah bagaimana cara mendapatkan seorang pemimpin baru yang dipilih dengan cara yang benar dengan harapan bisa menjadi contoh dan membawa kemajuan khususnya bagi dia sendiri maupun untuk kemajuan peserta didik yang lain atau bahkan untuk kemajuan sekolah/madrasahnya.

Proses ini memberikan pendidikan karakter terhadap para peserta didik agar mereka mau belajar bagaimana cara menghormati, menghargai, bekerjasama dengan orang lain dalam mencapai tujuan yang sama tanpa melakukan cara-cara yang tidak baik serta dapat mengundang konflik yang dapat membuat mereka menjadi terpecah sehingga mengakibatkan tidak harmonisnya hubungan antar mereka. Karakter baik ini adalah modal bagi mereka untuk diterapkan dalam kehidupan yang lebih luas dan nyata, sehingga pengalaman mereka menjalankan proses demokrasi dengan benar menjadi pegangan untuk dipakai dalam lingkungannya.

Upaya pendidikan  karakter melalui demokrasi yang dilakukan oleh sekolah/madrasah tentunya tidak akan berarti apa-apa kalau tidak didukung oleh lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat. Pemahaman dan penerapan proses demokrasi yang sama dari semua komponen akan memberikan pengaruh posistif bagi pembentukan karakter setiap warga. Karakter bangsa Indonesia yang dikenal sangat baik oleh dunia jangan sampai ternodai bahkan berubah menjadi karakter yang tidak sesuai dengan ciri Indonesia gara-gara penerapan sistem demokrasi yang tidak benar dalam tatanan kehidupan bernegara.

Memelihara budaya baik dalam menjalankan kehidupan bernegara harus dilakukan, ini bukan berarti menutup budaya baru yang baik untuk dilakukan, namun budaya baru harus bisa mendukung budaya lama yang sudah baik menjadi semakin baik agar keberlangsaungan kehidupan bernegara bisa berjalan dengan semestinya menuju ke arah kemajuan yang lebih baik. Bukan sebaliknya gara-gara kita mengadopsi budaya baru tetapi mengubah budaya lama yang sudah baik menjadi buruk.

Kita tidak bisa membendung pengaruh global yang sekarang sedang terjadi, namun kita bisa membentengi diri dengan kekuatan yang sudah ada dalam diri kita untuk menangkal pengaruh negatif yang diakibatkan dari pengaruh global yang terus memaksa kita untuk selalu mengikutinya termasuk penerapan sistem demokrasi yang saat ini sedang kita jalani di negara kita. Mudah-mudahan dampak-dampak negatif dari diterapkannya sistem demokrasi di negara kita tidak menggerus karaketer baik bangsa Indonesia yang selama ini sudah terbentuk dan mengantar Indonesia menjadi negara yang rukun, tentram damai dan penuh dengan toleransi. Amin.






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "PERANAN PILKADA DALAM PENDIDIKAN KARAKTER"

Post a Comment

Senja hari

Hdjshdhdhrjdhbbdd

Pendidikan Karakter

Recent Posts