Berteman Itu Butuh Proses
Suatu hari ada dua anak yang bernama Timi dan Silvi, mereka sedang bermain di
taman. Datanglah
dua anak lagi yang bernama Rena dan Dina, mereka berdua adalah anak orang kaya, dan mentang-mentang mereka anak
orangkaya, mereka
selalu mengejek – ngejek Timi dan Silvi yang merupakan anak dari orang tua yang serba kekurangan itu.
Saat Timi dan Silvi sedang main ayunan, Rena dan Dina
merebut ayunan yang sedang di naiki oleh Timi dan Silvi. ”awas aku mau main ayunan
ini”, kata Rena
sambil mendorong ayunan yang di naiki Timi dan Silvi hingga mereka terjatuh. ”ayo Dina”, Rena mengajak Dina untuk naik
ke ayunan. ”Rena ini kan ayunan yang sedang kami berdua naiki kata Timi. ”terserah aku dong” kata Rena, ”iya” kata Dina. Timi dan Silvi pun mengalah.
Rena dan Dina selalu mencari kemarahan Timi dan Silvi, tapi mereka selalu sabar
dalam mehadapi segala sesuatu yang membuat Timi dan Silvi marah. Suatu ketika
Timi dan Silvi
mengantri untuk naik perosotan, datanglah Rena dan Dina, mereka merebut barisan Timi dan
Silvi. ”Dina
baris dong di belakang”, kata Silvi. ”gak mau ah, lama”, kata Dina. ”kami juga sudah lama
menunggu antrian, kalian juga harus mengantri”. ”iya” Timi ikut
menimpal.
Suatu saat Rena dan Dina duduk di tempat duduk yang
hampir rapuh sambil minum, tidak lama kemudian “prak” kursi itupun patah “aduh, sakit banget” datanglah Silvi ,”ayo biar aku bantu “. “gak
mau ah, di bantu sama orang yang miskin nanti kita ketularan”. kata Rena “ia ih gak mau”, kata Dina ”ya sudah kalau kalian gak
mau”.
Suatu hari Timi dan Silvi pergi ke sekolah bersama, saat itu ada dua anak orang
kaya, mereka
sedang menyebrang setelah membeli cimol, tiba- tiba ada motor yang melintas,
mereka
berdua hampir tertabrak oleh motor itu tapi untungnya ada Timi dan Silvi mereka
langsung menolong Rena dan Dina. Timi berkata sambil marah ”bagaimana kalau kalian
tertabrak”, ”untung
ada kami berdua”, Silvi menyambung, lalu dua anak kaya itu pun menangis
sambil meminta maaf, Rena berkata “maafkan kami berdua Timi dan Silvi”, ”iya, kalau tidak ada kalian kami pasti sudah masuk
rumah sakit”. Sambung Dina. ”iya ,lagi pula kami sudah memaafkan
kalian sebelum kalian meminta maaf kepada kami, benarkan sil”? ”iya”. ”terima kasih” Rena dan Dina
menjawab serentak dan mereka pun akhirnya berteman.
Berapa hari yang lalu ibu dan ayah Timi kecelakaan, mereka masuk rumah sakit. Saat masuk sekolah wajah Timi murung
lalu Silvi bertanya “Timi kenapa wajhnmu murung, ada masalah?” Timi menjawab hanya dengan menggelengkan kepala saja. Lalu Rena bertanya kepada Silvi
“Silvi kenapa wajah Timi murung?” Silvi menjawab ”aku juga gak tau” ,aku tanya malah geleng-geleng kepala”, “biar aku tanya” kata Rena. ”Timi kenapa wajah mu murung?” ”ibu, ayah”, ”ada apa dengan ayah dan ibu mu?”, ”ibu dan ayahku masuk rumah
sakit, karena kecelakan, dan aku butuh uang untuk
membayar rumah sakit”, ”memang berapa uang yang kau butuhkan, biar aku dan Dina
mengatur uang nya, benarkan Dina?”, Dinapun menjawab ”ya” kalau masalah membantu teman, aku
siap tapi aku harus bicara dulu sama mama papaku”, Dina juga menjawab. “aku sih belum tau berapa
uang untuk membayar rumah sakit tapi terima kasih teman-teman” kata Timi, serentak mereka menjawab”sama-sama”.
Setelah Rena dan Dina berbicara pada Mama Papanya
mereka mengajak Mama Papanya untuk menengok ke rumah sakit. ”bu, pak, yang sabar ya”kata mamah
Rena”iya bu, terima kasih”, ibu Timi menjawab, tidak lama kemudian mama Dina
menyambung “oh iya bu, kami ke sini untuk membantu pembayaran uang rumah sakit”, tapi kenapa kalian bisa tau
tentang semua ini?”, tanya ibunya Timi, ”anak kami berbicara bahwa ayah dan
ibu Timi kecelakaan”, sambung mama Dina. ”oh benarkah?”, “terima kasih bu pak”, nanti kami ganti biaya rumah sakitnya ya bu pak”, ujar mamah Timi. “tidak usah bu pak, karena anak ibu dan
teman anak ibu, anak kami masih hidup, jadi wajar kami membantu ibu” kata ibunya
Dina, karena balas
budi anak ibu dan teman anak ibu”sekali lagi kami banyak-banyak terima kasih”.
Beberapa hari kemudian ayah dan ibu Timi telah sembuh. ”Rena Dina terima kasih, karena bantuan mama papa
kalian ibu dan ayah ku sudah sembuh” kata Timi, serentak Dina dan Rena
menjawab “sama –
sama”. Dan
akhirnya keempat
teman itu hidup bahagia.
Penulis: Raisya Nuryani Azzahra
Peserta Didik Kelas V SDN 1 Geresik Jamanis
Kabupaten Tasikmalaya
Subhanallah...
ReplyDeleteIni tulisan anaknya pak Agus?
Barakallahu..
ya, lagi belajar menulis sama seperti bapaknya....
DeleteAmin
Hebat teteh Raisya...
ReplyDeleteAlhamdulillah,hebbaattt, mugia langkubg berkah.
ReplyDeleteamin, hatur nuhun kang haji
DeleteMantap. Ayah dan anak kompak. Semoga menjadi penulis yang hebat
ReplyDeleteAmin, hatur nuhun kang
ReplyDelete