Curug Dengdeng Niagara Tasikmalaya

Curug Dengdeng Niagara Tasikmalaya




Pagi buta kami sekeluarga sudah keluar menyusuri jalan yang dingin. Hari itu kami berencana ingin mengunjungi suatu tempat yang terletak di bagian selatan Kabupaten Tasikmalaya yaitu Curug Dengdeng yang konon katanya mirip dengan air terjun Niagara yang ada di negeri Paman Sam yang terkenal itu.




Perjalanan yang sebenarnya cukup melelahkan, karena kami harus menempuh jarak kurang lebih 90 KM, perjalanan kami mulai dari Ciawi yaitu ujung Utara kabupaten Tasikmalaya, jadi kalau jarak dari pusat kota Tasikmalaya kurang lebih 70 KM.

Jauhnya jarak tak menyurutkan niat kami yang ingin menikmati indahnya Curug Dengdeng yang berada di kecamatan Pancatengah.


Jalan yang kami lalui memang bervariasi, ada jalan yang bagus dengan hotmik, kadang juga kami menemukan jalan yang rusak dan bergelombang, sehingga harus hati-hati ketika memacu kendaraan. Apalagi pas masuk jalur yang sudah dekat ke lokasi, selain jalannya agak rusak, juga sebagian masih jalan batu kerikil.

Sesampainya di lokasi setelah kami menempuh perjalanan selama kurang lebih 4 jam, kami langsung disuguhkan dengan pemandangan yang memanjakan mata, dengan melihat hamparan sungai yang luas dan dialiri air yang jernih.

Namun sayang waktu itu keadaan sedang musim kemarau jadi air terjun yang mengaliri sungai tidak tampak, yang terlihat hanya aliran air kecil.

Sebenarnya tempat tersebut sudah mudah diakses baik dengan kendaraan roda dua atau roda empat, dengan tempat parkir yang luas dan dapat menampung sekitar 20 mobil dan 50 speda motor.



Harga tiket untuk masuk pun tergolong murah, hanya Rp. 15.000,- untuk satu mobil dan parkir Rp. 5.000,- untuk sepeda motor lebih murah lagi

Dilokasi juga terdapat gazebo yang bisa digunakan untuk menikmati pemandangan dan makan bersama keluarga. Untuk yang tidak membawa perbekalan dari rumah bisa memesan makanan di lokasi dengan menu khas yaitu ikan bakar.

Pada saat itu kebetulan kami sekeluarga tidak dapat menyaksikan air terjun yang seperti Curug Niagara, karena sedang musim kemarau. Kami hanya melakukan kegiatan makan bersama (botram) dan menikmati hamparan batu sungai yang lebar yang tak teraliri air, hanya ada sebagian dari batuan itu yang berbentuk kolam dan dimanfaatkan oleh anak-anak untuk berenang.





Menyaksikan keceriaan mereka, ingin rasanya ikut menikmati. Memandang mereka yang beraktivitas dengan lepas sedikit menghilangkan penat yang bejubel memenuhi otak sambil menerawang puluhan tahun silam.

Tawa lepas, semangat panas, keberanian tak tertahankan untuk mencoba menjadi tenaga apapun yang ingin dilakukan.

Tak ada tuntutan tak ada kekhawatiran tak perlu target ketika mau berbuat yang penting happy aza, toh aku saat ini bebas yang menentukan.
Segala kemampuan di kerahkan tak peduli bisa atau tidak yang penting mau mencoba. Seperti si Aceng yang badannya paling besar 'ngawahannana pang jauhna eh pas rek ngagejebur kalah ngarayap bari pang sisina da sieu tikeureleup'... Ha ha... Lumayan terhibur lah.

Mereka tidak tahu mau jadi apa kelak ketika sudah dewasa, mungkin mereka belum memikirkan sampai sejauh itu, karena lingkungan mereka pun sangat jauh dari hiruk pikuk kota yang sangat panas, penuh gengsi dan persaingan, namun mereka tak habis keceriaan.

Itulah dunia mereka saat ini, rasanya rugi kalau kita yang dewasa saat ini tak mengalami masa seperti yang mereka saat ini alami.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Curug Dengdeng Niagara Tasikmalaya"

Post a Comment

Senja hari

Hdjshdhdhrjdhbbdd

Pendidikan Karakter

Recent Posts