AKU MALU DENGAN KESABARANMU


Aku Malu dengan Kesabaranmu

Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.*

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar (QS:2:155)

Suatu hari ketika sedang menunggu, saat jari-jari asik memainkan gadget, dari kejauhan terlihat seorang bapak yang berjalan mendekati posisiku. Pria tua berpakain lusuh dan bertopi, ditangannya terlihat memegang payung rusak yang memberikan tanda, dalam hati saya berpikir bahwa beliau adalah seorang penyedia jasa servis payung.

Diam-diam kuambil foto beliau karena terinspirasi untuk menyampaikan kegigihannya dalam memperjuangkan kehidupannya. Teringat juga bahwa dirumah sebenarnya tersimpan beberapa payung yang kumiliki yang sudah lama tidak terpakai, seandainya waktuku, luang saat itu ingin rasanya mengajak beliau ke rumah dan memanfaatkan jasanya untuk memperbaiki beberapa payung yang rusak.

Di zaman yang serba mudah seperti saat ini tidak sulit untuk mendapatkan barang kebutuhan yang kita inginkan dengan harga yang tidak terlalu ‘mahal’. Seperti payung, saat ini di warung-warung dekat rumah juga sudah banyak yang menjual sehingga kalau membutuhkan kapan saja bisa dengan mudah untuk mendapatkannya.

Aku sungguh bangga dengan bapa ini yang dengan sabar dan semangat menjalankan profesinya sebagai tukang servis payung. Beliau mungkin sudah berjalan kiloan meter untuk mencari orang yang mau menggunakan jasanya, walau mungkin tidak dapat sama sekali. Orang mungkin saja berpikir dari pada harus servis payung lebih baik membeli lagi yang baru, toh harganya tidak terlalu mahal dari pada harus servis yang juga belum tentu kualitasnya bagus.

Terkadang kita dalam menjalani kehidupan banyak mengeluh karena banyak kekurangannya, padahal untuk memenuhi kebutuhan pokok kita tidak kesulitan bahkan bisa jadi berlebih. Namun gara-gara kita tidak sanggup memenuhi keinginan yang didasari dengan nafsu maka seolah-olah kita adalah orang yang paling merugi dan terkadang kita juga sering menyalahkan sang Pencipta dengan meratapi keadaan yang kita rasakan.

Sungguh aku malu dengan semangat dan kesabaran bapa ini dalam menjalani kehidupannya, tak sedikitpun perasaan ini merendahkan posisi beliau. Aku justru hormat dengan beliau, kita belum tentu sanggup menjalani sekenario kehidupan yang sudah Alloh swt tentukan, walau peran kita mungkin lebih baik. Semestinya kita belajar kehidupan kepada mereka yang selalu siap mejalani peran yang sudah Alloh swt tentukan kepadanya.

Sifat sombong, rakus, tamak, dan sifat binatang lainnya yang ada dalam diri kita terkadang lebih besar pengaruhnya dan bahkan menguasai serta mengendalikan kita. Tak ada rasa malu untuk mengambil hak orang lain, tak ada rasa risih ketika berprilaku tidak sesuai aturan, berbohong, menipu, sudah jadi kegiatan rutin sehari-hari yang terkadang kita tidak berfikir lagi bahwa hal itu merupakan perbuatan yang tercela dan sangat di murkai oleh Allloh swt.

Di antara kita mungkin tidak malu berbuat sesuatu yang menyimpang demi memuaskan hasrat nafsu durjana, bahkan mungkin ada di antara kita membenarkan apa yang kita lakukan dengan dalih mempertahankan kehidupan dan kehormatan diri supaya tetap dihargai dan tidak dilecehkan orang lain walaupun Alloh murka swt dengan apa yang kita lakukan.

Rasanya nilai kita dihadapan sang Penguasa lebih rendah, bahkan bisa jadi tidak ada sama sekali kalau kita tetap memelihara sifat binatang, karena sudah menyalahi kodrat yang ditentukan. Boleh jadi kita dihormati dan dihargai oleh orang lain, namun seandainya kejelekan kita di bukakan sedikit saja, maka nilai kita tidak lebih dari sekedar ‘sampah’ yang tak bernilai, sampah saja masih bisa di manfaatkan.

Terima kasih pak, telah menyadarkan kami, kerja kerasmu takkan sia-sia, mungkin banyak orang yang mengganggapmu hina dan merendahkan, namun di sisi Alloh swt poinmu mungkin lebih tinggi dari pada orang-orang yang terlihat gagah, memakai kendaraan mewah, dan berwibawa dengan pakaian perlente.

*Staf pengajar di MTs Cijangkar Ciawi Tasikmalaya

*Penulis juga aktif sebagai pegiat Literasi Madrasah dan saat ini mengelola sebuah komunitas yang bernama KALIMAH (Komunitas Aktivis Literasi Madrasah). Website KALIMAH bisa dikunjungi melalui https://kalimahtasikmalaya.blogspot.com/
*Selain itu penulis juga tercatat sebagai anggota PERGUMAPI (Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Website PERGUMAPI bisa dikunjungi melalui http://www.pergumapi.or.id

*Penulis juga aktif di komunitas Gumeulis (Guru Menulis) Tasikmalaya



Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "AKU MALU DENGAN KESABARANMU"

  1. Bismillah...
    Masyaa Allah. ..bagus sekali tulisannya. Kita jadi tambah bersyukur.
    Mohon maaf, kalau boleh sedikit membetulkan penulisan kata depan "di" yg seharusnya ditulis terpisah tidak di sambung, seperti pd kata :dizaman, di rumah, diantara. Seharusnya ditulis terpisah karena menerangkan tempat/letak. Penulisan yg tepat sesuai ejaan adalah di zaman, di rumah, di antara.
    Jika awalan "di-" memang digabung karena diikuti kata kerja, contoh : dimakan, ditulis, disayang, dipeluk, dll.
    Jadi, penulisan antara kata depan "di" dan awalan "di-" adalah berdeda. Kata depan dipisah dan awalan disambung.Mohon maaf jika tak berkenan dan terima kasih

    ReplyDelete

Senja hari

Hdjshdhdhrjdhbbdd

Pendidikan Karakter

Recent Posts