MEMBANGUN KECAKAPAN HIDUP

Membangun Kecakapan Hidup
Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.*


Suatu saat ketika mendampingi perserta didik kelas X SMK dalam kegiatan kunjungan industri, dengan tujuan sebuah instansi pemerintah yang berada di pusat Ibukota negara. Agenda kami selain melaksanakan kegiatan kunjungan industri ke lembaga yang sesuai dengan jurusan adalah sekaligus hiburan/study tour.

Sekolah kami yang berada di pedesaan yang merupakan pinggiran kabupaten dalam keseharian memang tidak terlalu sering bergaul dalam kehidupan seperti di perkotaan, dan peserta didik kami pun kebanyakan berdomisili di pedesaan. Ada beberapa pengalaman yang saya dapatkan dari rangkaian kegiatan tersebut yang membuat pikiran ini tergoda untuk menuliskannya, yang menurut saya perlu jadi bahan kajian dan perlu upaya positif untuk memperbaiki dalam tata kehidupan di abad 21 ini.

Saat ini kita berada pada masa era revolusi industri 4.0 yang menuntut beberapa kecakapan hidup yang kita kenal dengan kecakapan hidup abad 21 yaitu berpikir kritis dan pemecahan masalah, kreatifitas, komunikasi dan kolaborasi. Empat kecakapan ini penting dikuasai agar mampu bersaing dengan orang lain dalam menjalani kehidupan.


Kecakapan hidup (life skills) merupakan kemampuan seseorang menerapkan sesuatu yang positif dalam kehidupan, sehingga mereka bisa mengatasi tantangan hidup yang dihadapi dan dapat bersaing dengan orang lain dalam mendapatkan yang diinginkannya. Kecakapan hidup ini penting dimiliki oleh setiap individu untuk menjaga eksistensi mereka dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam sebuah acara pemaparan materi yang disampaikan dalam kunjungan tersebut, pemateri mencoba mengajak komunikasi dengan peserta didik agar suasana menjadi cair dan tidak kaku, dengan segala upaya pemateri mengajak peserta untuk berkomunikasi dua arah bahkan sampai mengiming-imingi dengan hadiah bagi yang aktif. Namun selama acara berlangsung sepertinya agak sulit untuk membawa peserta larut dalam kegiatan diskusi tersebut, sehingga pemateri harus sedikit memaksa mereka agar ikut aktif terlibat.

Dari pengalaman tersebut saya berpikir bahwa ternyata untuk membangun sebuah komunikaksi yang efektif itu tidak mudah, perlu latihan dan pembiasaan sehingga hal ini bisa menjadi suatu kecakapan yang bisa menjadi bekal dalam kehidupan. Saya menganalisa kejadian tersebut mungkin disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:

1. Kondisi anak-anak yang kelelahan setelah melakukan perjalan selama kurang lebih enam jam, istirahat yang tidak efektif membuat mereka tidak konsentrasi dan kurang semangat dalam mengikuti kegitan. 
Di zaman yang penuh tantangan ini menuntut manusia untuk bisa bekerja dalam semua kondisi, oleh sebab itu menjaga fisik yang kuat sangat perlu dilakukan. Menjaga kebugaran dengan melakukan olahraga yang efektif dan efisien harus dilatihkan kepada anak-anak sejak dini, agar mereka terbiasa melakukannya. Namun gaya hidup yang sulit lepas dari gadget menjadi tantangan berat untuk melakukan pembiasan tersebut, sehingga mereka harus paham bagaimana cara menggunakan gadget yang ramah bagi kesehatan.

2. Suasana lingkungan baru mungkin membuat anak-anak menjadi kaku dalam beraktifitas, apalagi situasi yang sangat senjang yang mereka dapatkan diluar kebiasaan sehari-hari. 
Adaptasi yang cepat perlu dibiasakan ketika mereka menemukan suasana yang baru, sehingga terbangun komunikasi yang lancar antara kedua belah pihak bisa terjalin dan hal ini akan memudahkan kolaborasi yang dapat memberikan hasil yang memuaskan.

3. Malu dan takut mengungkapkan masalah di depan orang banyak, terutama dihadapan orang yang masih asing menyebabkan pikiran mereka menjadi dangkal dan sulit untuk berpikir.
Melatih mental yang kuat dalam setiap situasi perlu dilakukan, seperti keberanian dalam mengungkapkan pendapat lewat diskusi-diskusi di kelas akan menyebabkan anak-anak belajar untuk berfikir kritis dalam menghadapi persoalan yang dihadapinya.

4. Terbatasnya pengetahuan yang dimiliki menyebabkan mereka bingung untuk melakukan sesuatu yang semestinya.
Penguatan literasi sangat penting dalam upaya membekali diri untuk dapat menyelesaikan masalah (Problem Solving), pembiasaan membaca berbagai literatur perlu dilakukan baik melalui media cetak atau on line dengan memanfaatkan kebiasaan hidup mereka yang tidak bisa dilepaskan dari gadget.


Semua permasalahan tersebut harus bisa diatasi dalam memenuhi tantangan hidup di abad 21 ini yang sedang masuk dalam fase revolusi industri 4.0 bahkan di negara maju seperti di Jepang sudah memasuki fase society 5.0 yang tantangannya jauh lebih berat. Tidak mudah untuk menguasai berbagai kecakapan hidup tersebut, namun dengan usaha dan upaya yang terus menerus dilakukan sehingga menjadi kebiasaan dan tumbuh menjadi karakter hidup, semua pasti dapat diraih. 


*Penulis juga aktif sebagai pegiat Literasi Madrasah dan saat ini mengelola sebuah komunitas yang bernama KALIMAH (Komunitas Aktivis Literasi Madrasah). Website KALIMAH bisa dikunjungi melalui http://www.gokalimah.com

*Selain itu penulis juga tercatat sebagai anggota PERGUMAPI (Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Website PERGUMAPI bisa dikunjungi melalui http://www.pergumapi.or.id

*Penulis juga aktif di komunitas Gumeulis (Guru Menulis) Tasikmalaya






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "MEMBANGUN KECAKAPAN HIDUP"

Post a Comment

Senja hari

Hdjshdhdhrjdhbbdd

Pendidikan Karakter

Recent Posts