BELAJAR DARI COVID-19
Belajar dari Covid-19
Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.*
“Tidak selamanya musibah membawa kemadratan kalau
kita mampu mengambil hikmah dari suatu kejadian”
Tahun
2020 masyarakat dunia diguncang oleh suatu Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu munculnya
satu virus yang mematikan. Makhluk kecil namun berkekuatan monster ini begitu
cepat menyebar dan menginfeksi ratusan ribu orang di seluruh dunia bahkan
puluhan ribu diantaranya sudah meninggal menjadi korban keganasan virus yang
belakangan juga dikenal dengan sebutan covid-19.
Kota
Wuhan yang terletak di Provinsi Hubei negara Tiongkok merupakan tempat pertama
dimana ditemukannya masyarakat yang terpapar virus tersebut dan menyebar dengan
sangat cepat sehingga menimbulkan korban yang cukup banyak di kota tersebut. Virus
yang dikenal dengan nama corona atau covid-19 ini menyebar melalui interaksi sosial
masyarakat dengan masa inkubinasi kurang lebih 14 hari.
Kota
Wuhan diisolasi untuk mencegah penyebaran virus tersebut sehingga kota tersebut
menjadi tempat yang sangat menakutkan bagi seluruh penduduknya termasuk warga
asing dari berbagai negara yang tinggal di sana. Negara-negara yang warganya
tinggal di sana mengevakusi mereka dengan sangat hati-hati sesuai standar yang
seharusnya dilakukan.
Situasi
yang mencekam tersebut membuat rasa cemas yang sangat tinggi. Betapa tidak kota
yang tadinya merupakan tempat yang sibuk dengan berbagai aktifitas, dalam waktu
sekejap seolah menjadi kota mati yang memenjara warganya sehingga harus menjalani
kehidupan dalam situasi kacau dan ketidakpastian, kebutuhan hidup sehari-hari
menjadi langka dan kalaupun ada menjadi rebutan dan harganya melambung sangat
tinggi.
Kasus
mewabahnya penyakit yang diakibatkan oleh virus corona atau dikenal dengan
istilah Covid-19 ini mengguncangkan dunia, hampir tak ada satupun negara yang tidak menerima
dampak dari KLB ini. Bahkan badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa wabah ini sudah
menjadi pandemi global.
Lihat juga: Pentingnya Mengetahui Covid-19
Pernyataan
WHO ini tak urung membuat negara-negara di seluruh dunia menjadi panik.
Berbagai strategi untuk mencegah penyebaran virus ini pun dilakukan, bahkan
berbagai negara membentuk badan khusus untuk menangani bencana ini. Segala upaya
dilakukan dari mulai pemantauan terhadap warga asing yang masuk ke wilayah
negara, pemantauan terhadap warga yang terinfeksi serta penanganannya secara
khusus dan banyak hal yang dilakukan untuk mengantisipasi wabah ini.
Dalam
waktu yang tidak begitu lama, ribuan warga di seluruh dunia terpapar virus tersebut
dan sudah banyak yang meninggal. Penularan yang begitu cepat diakibatkan dari
kontak sosial antar manusia, dan hal itu menjadi salah satu penyebab cepatnya
virus ini beranak pinak. Oleh karena itu banyak negara yang menepakan aturan
terhadap warganya untuk mengurangi interaksi sosial selama beberapa hari untuk
memutus penyebaran virus tersebut.
Pembatasan
interaksi sosial ini dilakukan untuk mencegah orang yang terinfeksi virus
melakukan kontak langsung dengan orang yang belum terinfeksi, kegiatan ini
dikenal dengan istilah social distancing.
Cara ini terbukti efektif dalam memutus rantai penyebaran virus corona walaupun
dampak negatif juga sangat besar.
Lihat juga: Pola Hidup Sehat
Belakangan
WHO mengubah frase social distancing
dengan physical distancing. Social distancing pada awalnya merupakan sebuah upaya yang dilakukan
untuk mencegah menyebarnya penyakit menular dengan cara pembatasan interaksi
soial, namun karena penyebaran covid-19 ini begitu dahsyat, maka istilah social
distancing diubah menjadi physical distancing yaitu mengurangi
kontak fisik manusia.
Kerugian
moril dan materil dari penerapan kebijakan social
distancing atau physical distancing
ini mulai dirasakan oleh masyarakat. Pembatasan interaksi sosial membuat lumpuh
berbagai macam aktifitas yang melibatkan orang banyak. Hampir semua bidang
kehidupan terdampak akibat kebijakan ini, bidang sosial, agama, ekonomi,
politik, pendidikan dan bidang-bidang lainnya menjadi lumpuh dan mengakibatkan
kesulitan di masyarakat.
Sungguh
begitu dahsyat dampak yang diakibatkan oleh makluk mini yang disebut virus
corona atau covid-19 yang belakangan juga dikenal dengan istilah SARS-CoV-2
ini. Manusia dibuat tak berdaya menghadapi serangannya, di beberapa negara
bahkan para pejabatnya mengundurkan diri karena tidak sanggup menangani wabah
ini, virus ini sangat cepat menyebar sehingga kepanikan terjadi setiap hari dan
akhirnya menimbulkan masalah lainnya di kalangan masyarakat.
Lihat juga: Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia Penddikan
Manusia
yang katanya makhluk paling sempurna dan memiliki kemampuan super di banding
makhluk lainnya yang diciptakan oleh Tuhan, kini harus pasrah mmenghadapi ulah
makhluk super kecil yang tak nampak oleh kasat mata. Berbagai upaya telah
dilakukan, namun sang penguasa keadaan terus bekerja tanpa henti seolah ingin
menunjukan kepada manusia bahwa saat ini mereka adalah sang raja.
Manusia
dipaksa untuk tunduk terhadap keiinginan pasukan berani mati yang super mini
namun berkekuatan raksasa ini. Dalam
situasi yang lemah ini akhirnya manusia mengikuti keiinginan sang penguasa,
berbagai kebijakan dikeluarkan oleh pemerintah seperti misalnya dengan
pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang memberikan dampak
negatif terhadap tatanan kehidupan.
Tak
ada jalan lain yang lebih baik untuk menghentikan wabah ini, berbagai resiko
harus siap ditanggung agar monster pembunuh ini segera beranjak dari permukaan
bumi, semua masyarakat harus kompak bersatu padu melawan ganasnya serangan ini
kalau mereka mau selamat. Pemerintah pun tak segan-segan akan memberikan
hukuman kepada masyarakat yang mencoba melanggar kebijakan yang sedang
dilakukan.
Berbagai
bidang kehidupan menjadi lumpuh, semua merasakan dampak negatifnya. Masalah
baru terjadi di mana-mana terutama masalah ekonomi yang menyangkut hajat hidup
semua orang yang tidak bisa ditunda, manusia harus memeras otak agar
kehidupannya tetap berlangsung dalam suasana yang serba terbatas untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak bisa dikompromikan.
Lihat juga: Rumah Belajar Solusi Pembelajaran Daring
Jeritan
dan tangisan tak tertahan, kesulitan hidup yang membelenggu membuat perasaan
manusia hancur lebur karena sangat banyak orang yang tidak bisa bertahan dalam
suasana seperti itu. Kebebasan menjadi suatu hal yang sangat mahal dilakukan karena
berbagai aktifitas diawasi dengan ketat dan kalau melanggar maka siap-siap saja
untuk menerima sanksi, bagai buah simalakama.
Kejadian
ini semestinya menjadi pelajaran besar bagi seluruh umat manusia, sifat
sombong, rakus, tamak, dan sifat-sifat buruk lainnya ternyata tidak mampu
menolong mereka. Ulah makluk kecil yang disebut covid-19 ternyata mampu membuat
manusia bertekuk lutut dan kesulitan untuk menanganinya, maka tak sepantasnya
manusia untuk merasa bahwa mereka makhluk yang paling berkuasa, karena
kekuasaannya dibatasi oleh kuasa sang penciptanya.
Salah
satu yang terdampak adalah bidang pendidikan. Pemerintah yang menyatakan penyebaran
virus corona sebagai KLB di daerahnya memutuskan untuk memindahkan Proses
Belajar Mengajar (PBM) dari sekolah/madrasah ke rumah. Guru dan siswa melakukan
PBM dari rumah dengan memanfatakan media daring, karena seluruh masyarakat
dilarang untuk melakukan kegiatan bersama di tempat-tempat umum.
Setiap
kejadian pasti memiliki hikmah yang terkandung didalamnya. Sebagai umat
beragama terutama umat Islam, kita menyakini bahwa kejadian ini merupakan
kehendak Alloh swt sebagai tanda kekuasannya. Tidak semata-mata Alloh swt
memberikan suatu tanda/kejadian tanpa maksud tertentu dan Alloh swt tidak akan
memberikan ujian kepada umatnya yang tidak sanggup untuk menanggungnya.
Lihat juga: Corona Membawa Bahagia
Dengan
diterapkannya social distancing atau
physical distancing yang berlaku untuk seluruh warga tak terkecuali anak-anak
usia sekolah. PBM secara daring yang dilakukan di rumah masing-masing sebenarnya
akan memberikan peluang positif bagi anak dan orang tua untuk membina hubungan
yang lebih baik dengan seluruh anggota keluarganya.
Kegiatan
yang padat selama menjalankan aktifitas sehari-hari menyebabkan hubungan yang
renggang antar anggota keluarga, kini bisa diupayakan dengan lebih baik dan
hangat. Kesempatan waktu luang semestinya dimanfaatkan dengan baik, banyak hal
yang bisa dilakukan bersama anggota keluarga seperti makan bersama, beribadah
bersama-sama, mengerjakan pekerjaan rumah bersama-sama bahkan hiburan atau
bermain dengan anak yang dilakukan di rumah.
Kesempatan
yang jarang terjadi ini akan memberikan kebahagian bagi seluruh anggota keluarga
jika kita mampu betul-betul memanfaatkannya. Kebersamaan yang penuh kehangatan
akan membangun hubungan baik antar anggota keluarga, mereka tumpahkan rasa
kangen antar satu dengan yang lainnya, tertawa lepas, saling sayang, saling
memperhatikan dan ngobrol bebas tanpa beban yang selama ini menumpuk dalam
pundak masing-masing.
Tidak
perlu mahal untuk bahagia, dengan kesederhanaan kita dapat meraih itu semua.
Kita dapat memanfaatkan halaman rumah misalnya untuk bermain bola dengan anak
atau melakukan permainan apa saja yang membuat anak kita bahagia. Kontak badan
ketika kita bermain sambil tertawa lepas memberikan kehangatan hubungan
keluarga dan kebahagiaan yang luar biasa.
Badan
menjadi bugar, pikiran menjadi cerah dan ringan, tidak banyak pengeluaran yang
menguras finansial, semua merasa bergembira, badan kita sehat sehingga penyakit
pun enggan hinggap dalam tubuh kita karena kekebalan yang meningkat sebagai
akibat dari kegiatan positif yang kita lakukan.
Musibah
memang selalu menyisakan kesedihan dan kepedihan, namun semua ini tidaklah
selalu merugikan karena Alloh swt tahu apa yang kita butuhkan. Kasih sayang
Alloh swt sebenarnya sedang dicurahkan, namun tidak ada yang tahu maksud yang
diinginkan-Nya kecuali bagi orang-orang yang beriman dan selalu mengambil
hikmah dari segala kejadian.
Mudah-mudahan
kita selalu mendapatkan perlindungan dari segala musibah yang dapat merusak
keimanan. Amin
Tulisan ini pertama di muat di beritadisdik.com melalui link: http://beritadisdik.com/news/cerdas/belajar-dari-covid-19
*Penulis juga aktif sebagai pegiat Literasi Madrasah dan saat ini
mengelola sebuah komunitas yang bernama KALIMAH (Komunitas Aktivis Literasi
Madrasah). Website KALIMAH bisa dikunjungi melalui https://kalimahtasikmalaya.blogspot.com/
*Selain itu penulis juga tercatat sebagai anggota PERGUMAPI
(Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Website PERGUMAPI bisa dikunjungi melalui http://www.pergumapi.or.id
*Penulis juga aktif di komunitas Gumeulis (Guru Menulis)
Tasikmalaya
Ya si covid-19...pembawa ilmu dari sang pencipta Nya
ReplyDeleteBetul pak, kemunculannya beragam ilmu pengetahuan terkuak.
ReplyDeleteSungguh ilmu yang diberikan yang maha kuasa kepada manusia sangat sedikit dan tidak ada apa2nya dibanding keluasan ilmuNya.