BERKEBUN DI ATAP RUMAH
Berkebun
di Atap Rumah
Oleh: Agus Nana Nuryana, M.M.Pd.*
Berkebun adalah kegiatan yang identik dengan
kotor-kotoran karena bermain tanah dan pupuk yang terkadang diambil dari
kotoran hewan. Tidak banyak yang mau melakukan kegiatan seperti ini, selain
stigma bahwa bertani adalah pekerjaan kampungan juga karena penghasilan dari
bertani terkadang kurang menjanjikan dan tidak sebanding dengan modal dan
tenaga yang dikeluarkan.
Pekerjaan bertani kalau dikelola dengan serius
sebetulnya bisa menjadi ladang pekerjaan yang menjanjikan, namun karena
pekerjaan ini kurang terencana dengan baik dan terkesan asal-asalan maka
hasilnya pun kadang kurang memuaskan. Di Indonesia masih banyak yang melakukan
kegiatan bertani, namun masih dilakukan perorangan secara konvensional, namun ada
juga beberapa perusahaan yang bergerak di bidang pertanian.
Di zaman yang sudah modern seperti saat ini
dimana lahan yang semakin sempit karena penggunaannya beralih fungsi menjadi
perumahan, pabrik atau bangun-bangunan lainnya, agak sulit untuk melakukan
aktifitas bertani dan sebenarnya ini mengkhawatirkan karena kebutuhan pokok
hidup manusia persediaannya menjadi berkurang.
Namun seiiring perkembangan ilmu pengetahuan,
aktifitas bertani saat ini masih bisa dilakukan walaupun dengan lahan yang
terbatas. Ilmu pengetahuan memberikan alternatif kepada kita untuk bisa
bercocok tanam walau dengan lahan yang terbatas, bahkan kita bisa menggunakan
atap rumah untuk dijadikan lahan pertanian. Atap rumah jadi kebun, mungkinkah?
Pertanyaan yang bisa jadi terlontar dari beberapa orang yang penasaran, namun
nyatanya itu bisa dilakukan dan sangat mungkin.
Bercocok tanam tidak mesti dilakukan di atas
tanah lahan pertanian, sejak dulu sudah dikembangkan cara menanam pohon di
dalam pot atau plastik namun masih menggunakan tanah, pupuk organik dan non
organic untuk nutrisi tanamannya. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan
menggunakan lahan yang tidak terlalu lebar, seperti di halaman rumah atau
bahkan di atap rumah yang dibeton kemudian ditata sedemikian rupa agar bisa
dimanfaatkan untuk bertani.
Seiring perkembangan zaman saat ini ada metode
menanam yang lebih praktis, yaitu metode menanam dengan cara hidroponik. Sang
petani tidak usah menggunakan tanah dan kotoran untuk menanam, namun cukup
menggunakan air yang sudah diberi nutrisi dan beberapa perangkat yang sudah
disediakan untuk menanam bibit tanaman.
Cara menanam seperti ini ide awal sudah sejak
lama digulirkan yaitu sejak abad ke-17 yaitu pemikiran dari seorang ilmuwan
benama Francis Bacon (1627) yang sangat tekenal yaitu Sylva Sylvarum yang membahas
bagaimana bercocok tanam dengan menggunakan media selain tanah. Seiring perkembangan
zaman ide ini terus berkembang dan meluas hingga sampai ke seluruh penjuru
dunia termasuk Indonesia.
Untuk dapat bercocok tanam dengan metode hidroponik
kita cukup menyediakan beberapa peralatan yang boleh dibilang sederhana, namun
ada beberapa yang kita siapkan harus dengan membeli, diantara nutrisi, bibit
dan peralatan yang mungkin lebih pas untuk menanam hidropoik.
Memiliki kebun di atap rumah tidak hanya berguna untuk mempercantik
tampilan rumah atau sebagai penyalur hobi berkebun, tetapi juga bisa dikembangkan untuk
menambah penghasilan. Hal ini seperti yang dilakukan oleh shabat saya, setahun
belakangan ini dia mulai mempelajari cara bercocok tanam dengan hidroponik,
hingga saat ini sudah memiliki kebun hidroponik yang memanfaatkan atap rumahnya
yang terbuat dari beton sebagai lahannya.
Lihat juga: Liburan Berburu Ilmu
Atap rumah yang datar dan terbuat dari dak beton untuk
sebagian pemilikinya mungkin sering tidak dimanfaatkan. Dibiarkan berlumutan
membuat rumah menjadi seperti terkesan tak terawat dan kumuh, nah agar bisa
bernilai manfaat maka atap tersebut lebih baik di manfaatkan seperti yang
dilakukan oleh teman saya ini.
Lahan yang luasnya kurang lebih 40 m2 persegi
ini sudah memproduksi tanaman sayuran yang dihasilkan dari sekitar 500 an
lubang tanaman hidroponik. Perawatan yang mudah dan tidak terlalu banyak
menyita waktu membuat sahabat saya ini terus berlanjut menekuni hobinya disela
kesibukan menjalankan aktifitas sehari-hari.
Selain bisa memenuhi kebutuhan makanan sehat
keluarganya, ternyata hasil perkebunannya itu juga bisa dijual ke tetangga dan
rekan kerjanya di kantor, dan sudah jelas itu menambah pundi-pundi
penghasilannya. Selain bisa menerapkan pola hidup sehat, dompet kita pun bisa
sehat. Seperti kata pepatah ‘sambil berenang minum susu, satu kali mendayung
dua tiga pulau terlampaui’.
Lihat juga: Pemuda Pegiat Literasi
Bahkan sahabat saya ini juga melanjutkan
bisnisnya dengan menjadi suplayer peralatan-peralatan hidroponik dengan brand image ‘Syafa Farm’ dan memberikan bimbingan kepada pelanggannya
bagaimana cara bercocok tanam dengan hidroponik agar menghasilkan tanaman yang
berkualitas. Beliau siap membantu kepada siapa saja yang mau belajar dan
bersemangat untuk bertani dengan cara hidroponik.
Terbatasnya lahan untuk bercocok tanam
menyebabkan urban farming menjadi tren masyarakat perkotaan untuk menanam
sayuran dan buah-buahan menggunakan lahan yang tersisa di atap rumah, kebutuhan akan makanan sehat
ditengah gencarnya berbagai jenis makanan yang terkontaminasi dengan zat-zat
kimia menyadarkan manusia untuk berupaya menyediakan makanan sendiri dengan
cara mudah dan tidak berbahaya.
Namun saat ini menanam dengan metode hidroponik
sudah merambah ke semua kalangan dan tidak hanya di perkotaan tapi sampai juga
ke pedesaan. Dan kalau ini digeluti dengan serius, bisa menjadi lahan bisnis
yang menjanjikan.
Ingin tahu lebih jauh tentang hidroponik anda
bisa bertanya dan ikut pelatihan yang diselenggarakan oleh Syafa Farm melalui media sosial whatsApp
dengan nomor kontak 0811-2194-457 atas nama Ahmad Faozi
Handayani.
Selamat
Mencoba!!!!
*Penulis juga aktif sebagai pegiat Literasi Madrasah dan saat ini
mengelola sebuah komunitas yang bernama KALIMAH (Komunitas Aktivis Literasi
Madrasah). Website KALIMAH bisa dikunjungi melalui http://www.gokalimah.com
*Selain itu penulis juga tercatat sebagai anggota PERGUMAPI
(Perkumpulan Guru Madrasah Penulis). Website PERGUMAPI bisa dikunjungi melalui http://www.pergumapi.or.id
*Penulis juga aktif di komunitas Gumeulis (Guru Menulis)
Tasikmalaya
.
0 Response to "BERKEBUN DI ATAP RUMAH"
Post a Comment